Sabtu, 11 Mei 2013

Cara Mengganti Template Blog



Cara Mengganti Template Blog
 

Pada tutorial blogger ini, Saya akan memberikan tips mengenai cara mengganti template di blog dengan mudah. Seperti yang kita ketahui, template digunakan untuk menghiasi halaman dinding situs kita di blog, website, dan lain sebagainya. Tetapi, saya akan memberikan cara mengganti template hanya di blogger saja.

Pada saat pertama kali kita mendaftar untuk membuat blog, kita diharuskan untuk memilih template awal yang akan kita pakai. Mengapa harus menggunakan template? Ya, karena template adalah gabungan dari script kode HTML 5 dan CSS. Selain itu, untuk template web 2.0 saat ini sudah dapat digabung dengan fasilitas Javascript, JQuery, AJAX dan lain-lain. Tidak seperti website dengan platform berbassis Codeignitier, membuat, mengolah, dan mengganti template akan membutuhkan waktu yang sangat lama karena memakai berbagai macam bahasa pemrograman disertai teknik MVC ( Model,View,Controller ). Kalau dengan platform blogger, kita hanya perlu mencari template gratis yang kita mau. Carilah template yang SEO Friendly agar blog kita mudah terindex di search engine.

Cara Mengganti Template Blog adalah sebagai berikut :
1. Siapkan terlebih dahulu, template yang ingin diganti.
2. Exstract template apabila masih berbentuk file archive .RAR atau .ZIP
3. Kita hanya membutuhkan file dengan ekstensi .xml . Sebagai contoh template saya adalah impoint.xml
4. Login ke Blogger
5. Klik Nama Blog Anda, Lalu pilih Template.

6. Sebelum mengganti template, saya sarankan lebih baik Anda membackup data terlebih dahulu. Cara Backup template dan mengganti template dapat dilakukan di kotak Backup/Restore seperti gambar diatas.
7. Klik Backup/Restore.
 
8. Nah, untuk opsi no. 1 adalah buat anda melakukan backup template. Klik Download full template.
9. Untuk mengganti template blog, Anda klik opsi no.2 yaitu Choose File.
10. Pilih file dengan ekstensi .xml tadi untuk dijadikan template Anda.
11. Klik Upload.
12. Klik Pertahankan Widget.
13. Kalau Anda memilih Delete Widgets maka secara otomatis sidebar Anda akan kosong dari widget apapun dan lebih susah lagi untuk membuat masing-masing widget baru.
14. Selesai.

Untuk mengganti template dengan ekstensi notepad .txt contoh impoint.txt . Cara mengganti template sebenarnya hampir sama. Masuk ke Template, pilih Edit HTML. Lalu Centang Expand Widget Template. Tekan CTRL+A lalu Delete.

Kemudian, copy script kode yang ada di file Anda (Contoh : template.txt) . Paste dan letakkan di situ, dan klik Pratinjau untuk melihat. Kalau telah sesuai dengan keinginan Anda, klik Save Template.

Tentu bagi Anda yang telah Master Blog, cara mengganti template terbilang sangat sederhana dan mudah. Tetapi, saya memberithukan kepada para pemula blog yang ingin mengganti template. Topik artikel tadi membahas Cara Mengganti Template Blog yang baik dan benar. Semoga dapat bermanfaat untuk kemajuan ilmu pengetahuan kalian dibidang blogging. Xiexie :)




Sumber Acuan:
http://impoint.blogspot.com/2013/02/cara-mengganti-template-blog.html

Minggu, 05 Mei 2013

Logotherapy


 Logotherapy
 
Janganlah mengejar kebahagiaan! Itu kata Victor Fankl (dalam Widyarini, 2000), seorang psikoterapis yang mengembangkan logotherapy, yaitu teknik terapi yang mengarahkan klien menentukan makna hidupnya. Lalu, apa salahnya mengejar kebahagiaan?




Logotherapy berasal dari kata Logos (yunani), yang artinya meaning (makna) dan spirituality (kerohanian). Logotherapy mengakui adanya dimensi kerohanian dan memanfaatkannya untuk mengembangkan hidup yang bermakna. Logotherapy disebut juga sebagai Therapy through Meaning atau Health through Meaning (Christia, 2011). Logotherapy dikembangkan oleh Victor Frankl yang beraliran eksistensial. Frankl adalah psikiater yang ditangkap oleh tentara Nazi. Istri dan anaknya terbunuh, sedangkan hanya dirinya sendiri yang selamat. Dari penderitaan yang ia rasakan di perkemahan Nazi tempat dirinya ditangkap, kemudian ia membuat sebuah teori mengenai makna hidup. Bukunya berjudul ‘Message of Meaning’. Menurut Frankl terdapat dua tipe manusia, yaitu manusia yang seperti babi dan manusia yang baik. Manusia yang seperti babi, akan mengorbankan orang lain, bahkan temannya sendiri saat sedang berada dalam situasi sulit. Sebaliknya manusia yang baik, akan menolong orang lain walaupun dirinya sendiri kesulitan dan selalu melakukan sesuatu yang bermanfaat.
 
Dasar pandangan terapi ini adalah dari filsafat eksistensial. Filsafat eksistensial berkaitan dengan eksistensi manusia di dunia ini, seperti bagaimana manusia melihat hidupnya ke depan. Christia (2011) mengatakan Logotherapy berpandangan bahwa makna hidup (the meaning of life) dan hasrat untuk hidup bermakna (the will to meaning) merupakan motif asasi manusia. Uang, kekuasaan, dan lain-lain adalah makna hidup yang semu. Logotherapy terkadang disebut aliran ketiga dalam terapi psikis, aliran yang lainnya adalah analisis kejiwaan (Freud) dan psikologi individual (Adler). Mereka berbeda dalam analisis kejiwaan yang fokus pada tekad kesenangan, psikologi individual fokus pada tekad kekuatan dan logotherapy fokus pada tekad makna.


Menurut Kimble dan Ellor (2000) logotherapy bertentangan dengan terapi lainnya terkait dengan tujuan terapi. Frankl (dalam Kimble dan Ellor, 2006) mengatakan bahwa tujuan terapi psikoanalisis adalah mencapai persetujuan yang dapat diterima antara tuntutan alam bawah sadar dan kenyataan yang diperoleh. Tujuan terapinya adalah menyesuaikan individu pada orang-orang yang berada disekitarnya. Pada psikologi individual lebih ambisius dan penuh harapan. Mendasarkan pada penyesuaian, yang menuntut kesabaran dalam membentuk ulang kenyataan. Berbeda dengan logotherapy yang memiliki tujuan untuk pemenuhan individu, melalui dimensi lain yang membuat individu keluar dari lingkaran kehidupan yang terbukti tidak dapat diubah. Situasi kehidupan yang terbukti kaya akan makna dan pemenuhan diri (Kimbley dan Ellor, 2006).   

Kodrat/ Hakikat Manusia


Berikut ini merupakan beberapa pandangan logotherapy terhadap manusia :
1.    Menurut Frankl manusia merupakan kesatuan utuh dimensi ragawi, kejiwaan
dan spiritual. Unitas bio-psiko-spiritual.
2.    Frankl menyatakan bahwa manusia memiliki dimensi spiritual yang terintegrasi dengan dimensi ragawai dan kejiwaan. Perlu dipahami bahwa sebutan “spirituality” dalam logotherapy tidak mengandung konotasi keagamaan karena dimens ini dimiliki manusia tanpa memandang ras, ideology, agama dan keyakinannya. Oleh karena itulah Frankl menggunakan istilah noetic sebagai padanan dari spirituality, supaya tidak disalahpahami sebagai konsep agama.
3.    Dengan adanya dimensi noetic ini manusia mampu melakukan self-detachment,
yakni dengan sadar mengambil jarak terhadap dirinya. Serta mampu meninjau dan menilai dirinya sendiri.
4.    Manusia adalah makhluk yang terbuka terhadap dunia luar serta senantiasa
berinteraksi dengan sesama manusia dalam lingkungan sosial-budaya serta
mampu mengolah lingkungan fisik di sekitarnya.
5.    Dengan demikian, dalam pandangan logotherapy manusia adalah istimewa.
            Menurut Christia (2011) kodrat manusia terdiri dari:
1.     Manusia adalah makhluk hidup yang terintegrasi dengan 3 dimensi dasar, yaitu:
a.    Somatic
Adalah dimensi biologis, berkaitan dengan faktor herediter dan konstitusional (hormon dan syaraf).
b.   Mental
Adalah dimensi proses psikologis.
c.    Spiritual
Adalah dimensi non-logical yang seringkali diabaikan di bidang psikologi dan psikiatri. Dimensi spiritual ini dipentingkan dalam logotherapy.
2.    Adanya kebebasan dan tanggung jawab.
Kebebasan manusia dibatasi oleh kebebasan orang lain, sehingga kebebasan kita menjadi terbatas. Kebebasan berkehendak (Freedom of Will) adalah kebebasan dalam arti terbatas. Kebebasan harus disertai dengan tanggung jawab.
3.    Adanya hati nurani.
Hati nurani adalah organ untuk menentukan makna, yang ditunjukkan dengan adanya Wiil to Meaning. Hati nurani memiliki keaslian dalam ketidaksadaran spiritual dan dibandingkan secara individual dengan insting. Hati nurani dideskripsikan sebagai ’insting etika’ dan memiliki kualitas luar biasa.
4.    Membedakan manusia dengan hewan.
5.    Manusia sebagai makhluk spiritual tidak akan sakit, yang sakit adalah dimensi somatik dan psikologis. Kita memiliki spiritualitas yang membuat kita dapat menyikapi berbagai masalah, membuat kita peduli dengan orang lain dan membuat kita menjadi benar. Dasar kehidupan manusia akhirnya adalah tidak sadar. Terdapat perbedaan diantara ketidaksadaran spiritual dan instingtual. Freud menganggap ketidaksadaran sebagai insting yang tertindas.

Nilai Kehidupan

Kehidupan memiliki makna dalam keadaan apapun, termasuk dalam penderitaan. Manusia memiliki kehendak untuk hidup bermakna yang merupakan motivasi utama dalam hidup. Jadi kehendak hidup bermakna (The Will to Meaning) adalah motivasi dasar manusia. Hal ini tertuju pada hal-hal di luar diri, tidak self-centered (Christia, 2011). Maka dari itu hidup yang bermakna adalah yang bermanfaat bagi orang lain.

Makna Hidup (The Meaning of Life)

    
Makna hidup merupakan sesuatu yang penting, benar, dan didambakan oleh setiap orang. Makna hidup ditemukan dalam kehidupan, termasuk penderitaan (rasa salah, sakit, kematian). Makna hidup itu khas/unik, personal (benar untuk orang tertentu, belum tentu benar untuk orang yang lain), spesifik, dan konkret. Makna hidup bisa berubah (temporer), yaitu ada jangka panjang dan jangka pendek, namun ada makna hidup yang mutlak dan universal. Makna hidup tak dapat diberikan oleh siapapun, tetapi harus ditemukan sendiri.
Tujuan hidup terkandung di dalam makna hidup. Makna dalam praktiknya tampil sebagai nilai (value): belief preskriptif atau belief yang memandu dan mengarahkan tingkah laku. Pada dasarnya makna hidup adalah hal yang bernilai atau baik. Makna hidup adalah nilai terminal karena mengandung tujuan hidup (Christia, 2011). Kita tidak akan pernah menghindar dari tugas memilih diantara kemungkinan-kemungkinan. Banyak orang mengabaikan masa lalu mereka sebagai sumber makna di kehidupan mereka, padahal mengindetifikasi sumber makna di masa lalu dapat memberi makna di masa sekarang. Makna hidup itu harus dicari oleh manusia, di dalam makna tersebut tersimpan nilai-nilai yaitu : (1) nilai kreatif, (2) nilai pengalaman, dan (3) nilai sikap. Dengan dorongan untuk mengisi nilai-nilai itu maka kehidupan akan lebih bermakna. Makna hidup yang diperoleh manusia akan meringankan beban atau gangguan kejiwaan yang dialaminya.

Sumber Makna Hidup


Selama kita mampu melihat hikmah di setiap keadaan maka makna hidup mungkin saja dapat ditemukan dalam keadaan penderitaan. Dalam kehidupan ini terdapat beberapa bidang kegiatan yang secara potensial mengandung nilai-nilai yang memungkinkan seseorang dapat menemukan makna hidupnya apabila nilai-nilai tersebut dipenuhi. Sumber makna hidup menurut Frankl (dalam Christia, 2011) ada tiga macam, yaitu:
1.    Creative Values
Terdiri dari berkarya, bekerja, mencipta, dan melaksanakannya dengan baik karena mencintai kegiatan itu. Melalui karya dan kerja kita dapat menemukan makna hidup dan menghayati kehidupan secara bermakna. Namun, pekerjaan hanyalah sarana yang memberikan kesempatan untuk menemukan dan mengembangkan makna hidup, sehingga makna hidup tidak terletak pada pekerjaan tetapi lebih tergantung pada individu yang bersangkutan.
2.    Experiental Values
Terdiri dari meyakini dan menghayati: kebenaran, keyakinan, keindahan, cinta kasih dan keimanan.
3.    Attitudinal Values
Yaitu mengambil sikap tepat atas pengalaman tragis yang tak terhindarkan lagi. Jadi, menerima dengan penuh ketabahan, kesabaran, dan kebenaran akan segala bentuk-bentuk penderitaan. Dalam hal ini yang diubah bukan keadaannya tetapi sikap yang diambil dalam menghadapi keadaan itu.

Tujuan Logotherapy

Menurut Semiun (2006) tujuan logotherapy menyangkut beberapa hal. Terapis pertama-tama harus memperlebar dan memperluas medan visual dari klien sehingga seluruh spektrum makna dan nilai-nilai disadari dan kelihatan olehnya. Dengan demikian usaha klien untuk berpusat pada dirinya sendiri dipecahkan karena ia dikonfrontasikan dan diarahkan kepada makna hidupnya. Pemenuhan diri sendiri hanya bisa tercapai sejauh manusia telah memenuhi makna konkret dari keberadaan pribadinya.Terapis juga membantu pengalaman individual yang nyata (real) dari klien sehingga ia dapat mengikuti potensi-potensinya dan melampaui keadaan-keadaan yang tidak wajar.
Akhirnya terapis harus membantu klien menghilangkan kecemasan dan neurosis kompulsif eksesif. Terapis harus mengingat bahwa logotherapy bukan treatment simtomatik terhadap neurosis, melainkan menangani sikap klien terhadap simtom-simtom. Jadi, seseorang dengan gangguan fisik tetap bertanggung jawab terhadap sikap spiritual atau sikap eksistensialnya terhadap keadaannya (semiun, 2006).
Menurut Kimble dan Ellor (2000) tujuan logotherapy dengan kata lain untuk menstimulasi kehendak untuk hidup bermakna. Frankl (dalam Kimble dan Ellor, 2000) menemukan bahwa manusia itu berorientasi pada makna hidup dan pencarian makna hidup disekelilingnya. Kehendak untuk mendapatkan kenikmatan dan kehendak untuk mendapatkan kekuasaan terdorong dan terarahkan dari kehendak untuk memiliki hidup yang bermakna (Kimble dan Ellor, 2000).
Secara ringkas, Logotherapy bertujuan agar masalah yang dihadapi klien, bisa ditemukan makna dari penderitaan dan kehidupan serta cinta. Dengan penemuan itu klien akan dapat membantu dirinya sehingga bebas dari masalah tersebut. Ada pun tujuan dari logotherapy adalah agar setiap pribadinya, yaitu:
1.    Memahami adanya potensi dan sumber daya rohaniah yang secara universal
2.    Ada pada setiap orang terlepas dari ras, keyakinan dan agama yang dianutnya.
3.    Menyadari bahwa sumber-sumber dan potensi itu sering ditekan, terhambat
dan diabaikan bahkan terlupakan.
4.    Memanfaatkan daya-daya tersebut untuk bangkit kembali dari penderitaan.
5.    Agar mampu tegak, kokoh menghadapi berbagai kendala, dan secara sadar mengembangkan diri untuk meraih kualitas hidup yang lebih bermakna.

Langkah-langkah dalam Proses Terapi


Langkah-langkah dalam proses terapi menurut Semiun (2006), adalah sebagai berikut:
1.    Menghadapi Situasi tersebut
Diagnosis yang tepat merupakan langkah pertama dalam terapi dan merupakan sesuatu yang penting. Seluruh gangguan fisik klien merupakan faktor-faktor fisik, psikologis, dan spiritual. Tidak ada neurosis somatogenik, psikogenik, atau noogenik saja. Tujuan diagnosis adalah menentukan sifat dari setiap faktor dan mengidentifikasi faktor manakah yang dominan. Apabila faktor fisik yang dominan, maka kondisi itu disebut psikosis, dan apabila faktor psikologis yang dominan maka kondisi tersebut adalah neurosis. Sebaliknya apabila faktor spiritual yang dominan maka kondisi tersebut adalah neurosis noogenik.
2.    Kesadaran akan Simtom
Dalam menangani reaksi-reaksi neurosis psikogenik, logotherapy diarahkan bukan pada simtom-simtom dan bukan juga pada penyebab psikis, melainkan sikap klien terhadap simtom-simtom tersebut.dalam mengubahh sikap klien terhadap simtom-simtom-simtom itu, logotherapy benar-benar merupakan suatu terapi personalitik.
3.    Mencari Penyebab
Logotherapy adalah suatu terapi khusus bagi frustasi eksistensial (kehampaan eksistenasial) atau frustasi terhadap keinginan akan makna. Kondisi-kondisi ini jika menghasilkan simtom-simtom neurotik, maka disebut neurosis noogenik.
Logotherapy berurusan dengan penyadarab manusia terhadap tanggung jawabnya karena tanggung jawab merupakan dasar yang hakiki bagi keberadaan manusia. Tanggung jawab berarti kewajiban, dan kewajiban tersebut hanya dapat dipahami dalam kaitannya dengan makna, yakni makna hidup.
Jadi, logotherapy berkenaan dengan makna dalam berbagai aspek dan bidangnya. Makna keberadaan itu dapat berupa makna hidup dan mati, makna pendeitaan, makna pekerjaan dan makna mati.
4.    Menemukan Hubungan antara Penyebab dan Simtom
Neurosis kecemasan dan keadaan fobia ditandai oleh kecemasan antisipatori yang menimbulkan kondisi yang ditakutu klien. Terjadinya kondisi tersebut kemudian memperkuat kecemasan antisipatori yang mengakibatkan lingkaran setan sehingga sehingga klien menghindar atau menarik diri dari situasi-situasi tersebut, di mana ia merasakan bahwa kecemasannya akan terjadi. Dalam kasus-kasus yang menyangkut kecemasan antisipatori, teknik logotherapy yang disebut intensi paradoksikal (paradoxical intention) sangat berguna.
Sebaliknya, perhatian dan observasi diri yang berlebih-lebihan ditangani dengan teknik logotherapy lain, yakni derefleksi (dereflexion). Dengan teknik tersebut, klien diberi kemungkinan untuk mengabaikan neurosisnya dan memusatkan perhatian pada sesuatu yang terlepas dari dirinya.
Di lain pihak, klien yang mengalami kasus yang tidak bisa disembuhkan dan nasib buruk yang tidak dapat diubah, maka perhatian klien diarahkan kepada unsur rohani dan di dorong supaya klien menemui nilai bersikap. Teknik logotherapy ini dinamakan bimbingan rohani (spiritual ministry).

Peranan dan Kegiatan Terapis

Menurut Semiun (2006) terdapat beberapa peranan dan kegiatan terapis dapat dikemukakan secara singkat di bawah ini.
1.    Menjaga hubungan yang akrab dan pemisahan ilmiah.
Terapis pertama-tama harus menciptakan hubungan antara klien dengan mencari keseimbangan antara dua ekstrem, yakni hubungan yang akrab (seperti simpati) dan pemisahan secara ilmiah (menangani klien sejauh ia melibatkan diri dalam teknik terapi).
2.    Mengendalikan filsafat pribadi
Maksudnya adalh terapis tidak boleh memindahkan filsafat pribadi pada klien, karena logotherapy digunakan untuk menangani masalah-masalah yang menyangkut nilai-nilai dan masalah spiritual, seperti aspirasi terhadap hidup yang bermakna, makna cinta, makna penderitaan, dan sebagainya.
3.    Terapis bukan guru atau pengkhotbah
Terapis adalah seorang spesialis mata dalam pengertian bahwa ia memberi kemungkinan kepada klien untuk melihat dunia sebagaimana adanya, dan bukan seorang pelukis yang menyajikan dunia sebagaimana ia sendiri melihatnya.
4.    Memberi makna lagi pada hidup
Salah satu tujuan logotherapy adalah menemukan tujuan dan maksud keberadaannya. Kepada klien bahwa setiap kehidupan memiliki potensi-potensi yang unik dan tugas utamanya adalah menemukan potensi-potensi itu. Pemenuhan tugas ini memberi makna pada kepada hidupnya.
5.    Memberi makna lagi pada penderitaan
Di sini, terapis harus menekan bahwa hidup manusia dapat dipenuhi tidak hanya dengan menciptakan sesuatu atau memperoleh sesuatu, tetapi juga dengan menderita. Manusia akan mengalami kebosanan dan apati jika ia tidak mengalami kesulitan atau penderitaan.
6.    Menekankan makna kerja
Tugas terapis adalah memperlihatkan makan pada pekerjaan itu sehingga nilai-nilai yang dimiliki oleh orang-orang yang bekerja berubah. Tanggunga jawab terhadap hidup dipikul oleh setiap orang dengan menjawab kepada situasi-situasi yang ada. Ini dilakukan bukan dengan perkataan, melainkan dengan tindakan. Kesadaran akan tanggung jawab timbul dari kesadaran akan tugas pribadi yang konkret dan unik.
7.    Menekankan makna cinta
Tugas terapis adalah menuntut klien untuk mencintai dalam tingkat spiritual atau tidak mengacaukan cinta seksual dengan cinta spiritual yang menghidupi pengalaman orang lain dalam semua keunikan dan keistimewaannya.

Teknik Logotherapy
Frankl dengan logotherapy-nya tidak hanya menyumbang teori, tetapi juga teknik-teknik terapi yang khusus kepada dunia psikoterapi. Menurut Semiun (2006) teknik-teknik logotherapy yang terkenal adalah intensi paradoksikal, derefleksi, dan bimbingan rohani.
a.    Intensi Paradoksikal

Teknik intensi paradoksikal adalah teknik dimana klien diajak melakukan sesuatu yang paradoks dengan sikap klien terhadap situasi yang dialami. Jadi klien diajak mendekati dan mengejek sesuatu (gejala) dan bukan menghindarinya atau melawannya. Teknik ini pada dasarnya bertujuan lebih daripada perubahan pola-pola tingkah laku. Lebih baik dikatakan suatu reorientasi eksistensial. Menurut logotherapy disebut antagonisme psikonoetik yang mengacu pada kapasitas manusia untuk melepaskan atau memisahkan dirinya tidak hanya dari dunia, tetapi juga dari dirinya sendiri.
Teknik ini diarahkan pada penghapusan gejala melalui cara yang paradoks, yakni meminta kepada klien agar ia dengan sengaja menampilkan gejala yang dialaminya, tetapi dengan melebih-lebihkan dan mengejek atau berhumor atas gejala itu. Landasan dari intensi paradoksikal ini adalah kesanggupan manusia untuk bebas bersikap dan mengambil jarak terhadap dirinya sendiri. Mengambil jarak terhadap diri sendiri berarti melampaui diri sendiri, dan inilah yang dinamakan humor. Frankl (dalam Semiun, 2006) mengemukakan bahwa humor tehadap diri sendiri atau menertawakan gejala-gejalanya sendiri bagi individu memiliki pengaruh kuratif.

b.   Derefleksi

Frankl (dalam Semiun, 2006) percaya bahwa sebagian besar persoalan kejiwaan berasal dari perhatian yang terlalu fokus pada diri sendiri. Dengan mengalihkan perhatian dari diri sendiri dan mengarahkannya pada orang lain, persoalan-persoalan itu akan hilang dengan sendirinya. Dengan teknik tersebut, klien diberi kemungkinan untuk mengabaikan neurosisnya dan memusatkan perhatian pada sesuatu yang terlepas dari dirinya.

c.    Bimbingan Rohani

Bimbingan rohani adalah metode yang khusus digunakan terhadap pada penanganan kasus dimana individu berada pada penderitaan yang tidak dapat terhindarkan atau dalam suatu keadaan yang tidak dapat dirubahnya dan tidak mampu lagi berbuat selain menghadapinya. Pada metode ini, individu didorong untuk merealisasikan nilai bersikap dengan menunjukkan sikap positif terhadap penderitaanya dalam rangka menemukan makna di balik penderitaan tersebut.

Penanganan Kasus-Kasus


Berikut ini akan dikemukakan dua kasus konkret yang ditangani dengan teknik-teknik logotherapy. Kasus ini dikutip dari buku karangan Semiun (2006).  

Kasus Insomnia
Seorang pria bernama Rudi (nama samaran) selalu tidak bisa tidur dan sampai sekarang sudah berlangsung selama 4 bulan. Ia dihinggapi banyak pikiran yang kalut terutama takut akan gagal dalam percintaannya dengan seorang pemudi yang sangat dicintainya. Mereka sudah lama bertunangan, tetapi pada waktu ia mamu menyatakan niatnya untuk menikah, pacarnya selalu menunda 2 tahun lagi karena kuliahnya belum selesai dan sekarang ia masih sibuk menulis skripsi. Disamping itu, Rudi juga sibuk menyelesaikan usahanya yang baru karena ia ingin berwiraswasta setelah ia tidak lagi bekerja di salah satu perusahaan di Singapura. Ia ingin cepat-cepat menikah sehingga tidak usah pulang ke indonesia lagi kaena orang tua dan istrinya bisa bersama-sama pindah ke singapura. Kiranya masalahnya itu sudah diatasinya sendiri karena ia telah mengambil keputusan untuk berwiraswasta di Indonesia saja dan memutuskan hubungan kerja di Singapura. Hal ini tidak menjadi masalah baginya, dan sekarang ia menjalankan wiaswasta di bidang industri kecil yang memberikan harapan yang baik di masa depan karena apa yang diusahakannya itu akan dipasarkan di singapura. Di samping itu, ia beranggapan bahwa baiya hidup di Singapura mahal, sedangkan di Indonesia relatif murah. Alasan dari pacarnya itu dapat dimakluminya juga, tetapi ia dihinggapi kecemasan jangan-jangan ia memiliki selingkuhan. Kecemasan tersebutlah yang membuatnya tidak bisa tidur.
            Ilustrasi kasus diatas dapat ditangani dengan logotherapy, yaitu menggunakan teknik derefleksi.

Kasus Kehampaan Eksistensial
Terdapat seorang janda yang bernama Maulina (nama samaran), seorang wanita berusia 30 tahun, dan seorang karyawan di salah satu perusahaan. Ia memiliki dua anak. Ia ditinggalkan oleh suaminya karena suaminya sakit. Menurut Maulina, kariernya sangat baik dan kehidupan rumah tangganya pun berjalan mulus waktu suaminya masih hidup. Ketika suaminya meninggal, ia merasa hidupnya sama sekali tidak bergairah dan kehilangan makna. Setiap bertemu dengan laki-laki. Ia selalu menanyakan kepada dirinya sendiri mengapa laki-laki itu tetap hidup, sedangkan  suaminya meninggal. Setelah suaminya meninggal, ia hidup bersama dua orang pembantu rumah tangga, sedangkan kedua anaknya dititipkam di Pantu Asuhan.  Ia sama sekali tidak mengkhwatirkan anaknya, karena kepala panti asuhan tersebut adalah kakak sulungnya yang diminta untuk memperhatikan kedua anaknya.  Menurutnya, di panti asuhan
lebih baik karena sekolah mereka terjamin dan pendidikan mereka lebih baik daripada mereka tinggal di rumah. Ibunya menyuruhnya untuk menikah lagi, tetapi ia tidak mau. Tidak ada seorang laki-lakipun yang dapat menggantikan suaminya.
Pertemuan terapis dengan Maulina terjadi sebanyak empat kali, dan dalam pertemuan itu terapis menerapkan teknik bimbingan rohani dengan mengkonfrontasikan kewajibannya sebagai seorang ibu dari kedua anaknya yang sudah yatim dan pada makna cinta.

Kesimpulan
Menurut Widyarini (2000) logotherapy mengajarkan bahwa ada tiga jalan yang dapat ditempuh seseorang untuk menemukan makna hidup. Pertama, melalui karya atau tindakan (yang didedikasikan bukan hanya untuk diri sendiri). Kedua, melalui pengalaman atau mengenal seseorang, dalam cinta. Ketiga, yang terpenting, dengan mengubah tragedi menjadi kemenangan. Langkah ketiga ini berkaitan dengan optimisme, bahwa hidup memiliki potensi untuk memiliki makna apapun kondisinya.




“Those who have a why to live for can withstand any how.”
(Apabila kita mengetahui apa tujuan hidup kita, maka kita dapat mengatasi kehidupan/masalah ke depannya.)
-Victor Frankl-





Daftar Pustaka

Christia, Mellia. (2011). Meraih Hidup Bermakna. Seminar. Universitas Indonesia: Depok.

Kimble, A Melvin, dan Ellor, W James. (2000). Logotherapy: An Overview. Journal of Religious Gerontology. Vol. 11.

Semiun, Yustinus. (2006). Kesehatan Mental 3. Ebook. Yogyakarta: Kanisius

Widyarini, Nilam M.M. (2000). PsikologiPopuler: Kunci Pengembangan Diri. Ebook. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.